Jumat, 25 November 2011

ALya’s Phantom




          Di suatu sekolah terfavorit di Jakarta yaitu SMK Bhakti 57. Terdapat seorang siswi bernama Alya yang baru duduk dibangku kelas satu. Dia adalah siswi yang sederhana, pintar, ramah, baik, santun dan lugu. Namun karena keluguannya itu ada sekumpulan anak yang menjadikannya sebagai seorang budak. Berikut ini kisahnya.
(di sekolah)
Vano:” eh guys, mana sih alya. Hari gini belom dateng juga”?(melihat jam tangan)
Lala:”iya..mana sih tu anak? Lima menit lagi kan udah bel masuk”.
Eva: “heah..tauu.(kipasan)pr-pr kita kan sama dia.La coba deh lo telpon dia.”
Lala:”okee”..(menelpon)
Vano:”gimana?”
Lala:”gak diangkat va,no.”(mencoba menelpon lagi)
Eva:”iihh,,kemana sih tu anak.”
Akhirnya Alya datang dan langsung menghampiri mereka bertiga.
Vano:”aaahhhhh..no dia no si Alya.”(menujuk kearah Alya)
Eva:”heh..what time is it?..ngapain aja sih lo?jam segini baru dateng.”
Lala:”tau..mana telpon gue gak diangkat lagi, songong ya lo sekarang?”
Alya:”(masih terengah-engah)”maaf yah tadi aku kena macet. Jadi..”(terpotong dengan bel masuk)
Vano:”aaahhhh..udah-udah, mana sini pr kita. Dah masuk tuh.”
Alya:”iya-iya sebentar..”(mengambil di tas)
Eva, Lala:”cepetan.!!Lama..!!”
Alya:(menyerahkan buku pr )ini pr kalian.”
Tanpa mengucap terima kasih mereka langsung pergi kekelas meninggalkan Alya. Lalu Alya menyusul mereka ke kelas dengan berlari. Kemudian mereka semua mulai belajar, sampai pada bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi  pada berlarian keluar kelas. Begitu pun dengan Alya yang langsung menuju tempat favoritnya di halaman belakang sekolah dengan membawa kotak makannya. Disana Alya memergoki Sekumpulan anak kelas 3 yang sedang minum-minuman keras yang salah satu dari mereka ada yang menjadi tambatan hati Alya,yaitu yang bernama Marko.
(di halaman belakang sekolah)
Alya:(terkejut)”astagfirullah..(tempat makannya terjatuh)pada ngapain kalian?”kak Marko(pelan),(sambil memerhatikan botol-botol yang ada dihadapan mereka)
Semua:(melihat ke alya dengan sinis)
Dea:”heeehhh..apa-apaan loh? (panik)Wah gimana nih kita? Tar tu anak ngadu lagi sama guru.”
Marko:”lo jangan macem-macem yah,cukup tau aja loh tentang ini. Awas aja lo ngadu.”
Hans:”iya..bisa abis lo sama kita.
Alya:(gemetar) ya..tapi kan ada larangan untuk minum-minum bagi para siswa,apalagi di sekolah. Ini gak mungkin aku biarin.
Jeni:”hello..omongan lo sok tau banget. Baru kelas satu aja belagu lo.
Marko;”heh..jangan macem-mecem deh lo.”(berdiri)
Alya:”kalian gak bisa dibiarin, ini bisa mencoreng nama baik sekolah kita. Aku harus laporin ini.”(berlari)
Hans:”woy..mau kemana lo?”(berdiri)
Dea, Jeni:”hehh…”(berdiri)
Marko:”shiitt…”(langsung mengejar Alya)
Alya:(tertangkap)” akhh…,,lepasin..lepasin aku..lepasin”(mencoba berontak)
Marko:’mau kemana lo?ayo ikut gue?(menarik alya)
Hans,Jeni:”hahaha..”
Dea:(tersenyum)”mampuss lo.”
Hans:”ko, kita bawa dia ke gudang aja.”
Jeni:”iya..kita kurung dia di gudang.”
Dea:”hmm..thats right.haha..”
Alya:”apa (kaget)..aku gak mau ke gudang,lepasiin..lepasin aku.(berontak)
Marko:”diemm lo. Ehh, lo sendiri kan yang cari masalah sama kita.
Jeni:”sok banget lagi lo, pake mau laporin kita.”
Alya:”lepasiiin aku, aku gak akan laporin kalian keguru kok.”(memelas)
Dea;”oh ya..?heh..emangnya kita bego bisa lo kibulin.”
Hans:”udah ko,bawa aja dia ke gudang.”
Marko:”heh,cewe sok. Ayo ikut gue.”
Alya;”lepasiinn,,aku serius..aku janji gak bakal laporin.
Marko:”diem lo.”(menarik alya)
Alya:”auu…(kesakitan)
Dea:”jen ayo cepetan masukin botol-botol ini ke tas.”
Jeni:” hans bantuin gue donk”(memasukan botol ke tas)
Hans:”iya-iya..”(membantu dea dan Jeni)
(tiba di Gudang)
Marko:”diem-diem lo disini.”(mendorong alya)
Alya:”auuu(terjatuh),,
          Tiba-tiba terdengar bel masuk yang mengagetkan mereka.”teeeeeeeettttttt.”
Dea:”eh..udah bel masuk tuh.”
Alya:”kalian gak mungkin ninggalin aku disini kan?”
Jeni:”certainly. Lo bakal kita tingalin disini.”
Alya:”tapi kan, aku harus masuk kelas. Sekarang ada praktek. Dan itu penting banget buat nilai aku.
Hans:”heh..emanngnya kita peduli.”
Marko:(menarik nafas)”sempet-sempetnya ya lo mikirin nilai.(menggelengkan kepala)
Dea: udah yuk, gue gak mau kita telat masuk kelas.
Marko:”ayo cabut.”(keluar gudang dan menguncinya)
Alya:”heh..tunggu..aku gak mau ditinggal disini..kak Marko..(menggedor pintu)
Hans:”haha..byee..”
Jeni:”selamat nge-date sama tikus end kecoa yah..”
Dea,jeni:”hahaha..”
Alya:”heh..tunggu..keluarin aku dari sini…hey…”(panik)
          (terdiam)“kenapa Kak Marko kaya gitu yah,aku kira selama ini dia cowo baik-baik.huhh”
          Mereka langsung mengunci pintu gudang dan pergi meninggalkan Alya sendiri disana. Alya sangat ketakutan karena digudang itu sangat gelap dan banyak dihuni oleh para tikus dan kecoa. Alya hanya dapat memanjatkan doa, agar ada seseorang yang membukakan pintu gudang ini untuknya. Dan doa itu terkabul. Ada dua orang laki-laki yang membuka pintu gudang.
Aby:”jod, kaga ada yang ngintilin kita kan?(membawa kantongan plastic)
Jody:”tenang coy, kita aman.”
Aby:(membuka pintu gudang)buset dah ni kunci susah bener. Ngajakin ribut ni kunci.”
Jody:”etdah ya, kunci mau diajak ribut. Mana bisa,tulul. Sini gua aja yang buka akh,(membuka pintu gudang)
Aby:” lah emang bener  susah.”
Jody:(pintu berhasil dibuka)”yeeh..bisa kan. Betingkah aja sih lu. Kebanyakan dosa sih.”
Alya:(melirik kearah pintu)”Alhamdulillah,,(berdiri)makasih ya kalian dah bukain pintunya.”
Aby:”lah,napa ada orang dimari?(terkejut)
Jody:”heh..betingkah aja lu,ngapain disini. Dewek-dewekan lagi.
Alya:”tadi aku dikunciin digudang ini. Sama kak Marko dan temen-temennya.”
Jody,aby:(saling memandang bingung)
Alya:”sekali lagi makasih yah,makasih banget udah bukain pintu gudang ini.”
          Tiba-tiba terdengar suara anak-anak yang sedang menuju halaman belakang sekolah dengan melewati gudang. Aby dan Jody pun terkejut, karena mereka ingin menyembunyikan sabu-sabu yang ada dikantong plastic yang di bawa aby. Mereka pun langsung menaruh kantong plastic itu dan membiarkannya bersama Alya. Dan langsung pergi meninggalkan gudang.
Aby:”eh..ayo kita cabut.”(menaruh kantong plastik)
Jody;”ayo,diburu-diburu..”(berlari)
Alya:”hey, kalian mau kemana?”(melihat kekantong plastic yang tadi mereka tinggalkan)
Ini apa sih?(melihat isi kantong itu)ya.ampun, ini kan..(terkejut) e…eh”(langsung keluar gudang)
          Kebetulan di halaman belakang terdapat beberapa anak-anak yang sedang mendapatkan pengarahan dari bu Mira. Alya langsung menghampiri bu Mira dan menunjukkan apa yang dia dapatkan tadi didalam kantong plastic.
(diluar gudang di halaman belakang sekolah)
Alya:”bu mira”(menghampiri)
Bu Mira:”Alya, ada apa?”
Alya:”ibu, tadi ada dua anak laki-laki  yang menaruh ini digudang, Ini bu.(menyerahkan)
Bu Mira:”apa ini?(penasaran dan langsung melihat isinya),,astagfirullah alazim. Ini kan sabu-sabu al, ya ampun.. anak-anak itu kok bisa bawa beginian kesekolah sih?keterlaluan.”(Heran)
Alya;(hanya diam)
Bu Mira:”kepala sekolah harus tau tentang ini. Kamu masih inget orangnya al?
Alya:”iya ibu,saya masih inget dua orang itu.”
Bu Mira:”yaudah ayo kita keruang kepala sekolah.”
Sifa:”Alya.”(memanggil)
Alya:(menoleh kearah Sifa)”Sifa..ibu Mira duluan aja deh,nanti saya ngusul ibu.(menghampiri sifa)
Bu Mira:”yaudah..cepet ya kamu ngusul ibu”
Alya:”iiya bu.”
Sifa:”Al, kok kamu gak masuk kelas sih? Kamu kemana aja?tadi kan praktek.”
Alya:”ya ampun sifa, aku tadi terjebak masalah. Nah yang tadi udah kelar ada lagi yang sekarang.”
Sifa:”masalah,?emangnya kamu kena masalah apa al?”(penasaran)
Alya:”ya ampun fa,tadi aku mergokin kak Marko dan temen-temennya lagi minum-minuman keras. Trus tadi ada dua anak yang naro sabu-sabu digudang.”
Sifa:”apa kak Marko..? kok bisa sih..?(terkejut)
Alya:”iya..aku juga gak nyangka banget kalo kak Marko kaya gitu.”
Sifa:”ya ampun,(heran).Ehh.. udah berapa menit aku disini.?aku harus kembali kekelas al.”
Alya:”oiya, aku juga harus nyusul bu Mira. Sifa, Tolong bilangin kalo aku dipanggil bu Mira diruangan kepala sekolah ya fa.”
 Sifa:”iya al nanti aku bilangin, hati-hati ya al.”(pergi)
Alya:”iya.”
          Alya berjalan menuju gedung depan sekolah, tiba-tiba Marko dan teman-temannya menghadang jalan Alya. Dan ternyata dua laki-laki yang menaruh sabu-sabu itu berkawan dengan mereka. Alya sangat sangat panic ketakutan dan dia tidak bisa lari dari mereka dikarnakan mereka mengepung Alya.
(disudut Belakang sebelum gedung depan Sekolah)
Dea,Jeni;”mau kemana lo??(memasang muka sinis)
Alya:”aa..ak.akku..”(gemetar )
Aby:”heh..Lu ngadu kan ke bu Mira?”
Alya:(Hanya diam)
Jody:”betingkah aja lu, mo jadi wonder women .?
Dea:”heh..lo punya nyawa berapa sih? sampe-sampe lo berani ngadu sama bu Mira.”
Alya:”kalian tau dari mana aku bilang ke Bu Mira?”
Marko;”Hans, dari tadi dia mata-matain lo. Pas lo keluar dari gudang.”
Alya:”hah..(kaget)
Hans:”yup,, Berani banget ya lo?
Jeni:”hmm..enaknya kita apain ya dia,?
Aby:”eh..telanjangin aja ni anak.hhaa”
Jody:”huh dasar lu by, omesh?”
Dea,jeni:”hahaha..”
Aby:”apaan tuh omesh, asing tu kata dikuping gua?”
Hans:”otak mesum monyong.”hahaha
Aby:”akhh..Ketek lu.”
Marko:”yaudah kita bawa dia ke gudang lagi aja,(memegang tangan Alya)
Alya:”au…”(kesakitan) lepasin aku…aku gak mau..(terpotong)
Marko:(menampar alya)
Alya:”akhh(kesakitan)
Dea,jeni,Hans,aby,jody:(terkejut melihat Marko menampar Alya)”auu..uhh”
Aby:”gilaa si marko..sadis juga yah sama cewe.”
Hans:”sssttt…berisik u by.”
          Hati Alya sangat hancur berkeping-keping setelah tertampar oleh tangan Marko tambatan hatinya itu. Kemudian semua berjalan menuju kegudang. Dan disini masalah besar terjadi. Marko memukul pundak alya dengan besi panjang. Tak ada niat untuk Marko membunuh Alya, ia hanya menginginkan Alya pingsan tetapi Marko malah mengakhiri hidup Alya dengan disaksikan oleh semua temanya itu. Namun mereka tidak sadar bahwa pintu gudang sedikit terbuka, kebetulan Sifa melewati gudang itu. Dan dia melihat kejadian tersebut. Dia sangat terkejut dan berlari ke kelas.
(di gudang)
Jeni:”marko(kaget)…lo bunuh dia?”
Dea:”Ko, lo udah ngabisin nyawa orang ko.?
Marko:”akhh..gue gak niat untuk bunuh dia, gue Cuma…(melempar besi tersebut)
Hans:”waduhh,,gaswat nih urusannya nyawa.”
Jody:”eh..gimana tuh cewe.”
Aby:”yahhh,,parahh lu ko.?”anak orang belom kawin dah lu matiin aja.”
Marko:(memeriksa Alya)”eh…bangun lo..bangun, lo Cuma pingsan doank kan?(berteriak panik)
Dea:”(menghampiri Marko)dia udah bener-bener mati ko.”
Jeni:”trus gimana donk, gak mungkin kan kita bawa dia kerumah sakit?
Aby:”aduh begimana itu?”(bertanya pada jody)
Jody:”manaketek..”
Hans:”jalan satu-satunya kita umpetin ni mayat “
Marko:”hah..(terkejut)umpetin dimana hans?
Dea,Jeni:”hah, umpetin?”
Hans:”tuh,dipojokan.kan banyak kardus-kardus gede tuh..kita tumpuk disitu aja.
Jody:”lah emang gak bakal ketauan tuh?”
Dea:”iiya,, tar klo ada yang tau gimana?
Jeni:”eh,,(jeda)ini gudang kita doank yang berani kesini. Anak-anak yang lain kan pada gak berani kesini.”
Aby:”iye..ye..betul juga tuh kata Jeni.”
Marko:”yaudah bantuin gue gotong ni cewe, Hans.
          Marko dan Hans menggotong mayat Alya dan menaruhnya di pojokan dengan ditutupi kardus-kardus besar. Kemudian mereka segera meninggalkan mayat Alya digudang, mereka mengunci gudang itu agar tidak ada yang tau soal kematian alya. Disisi lain Sifa yang tadi melihat kejadian itu merasa sangat ketakutan dan dia tidak berani menguak semua itu dikarnakan dia takut apa yang terjadi dengan Alya, akan terjadi padanya. Tiga hari telah berlalu, Kematian alya masih belum terkuak, semua orang disekolah tidak tahu apa yang terjadi dengan Alya. Karena Dea dan Jeni membuat surat dengan keterangan sakit beratas namakan Alya, jadi mereka semua mengira Alya sakit. Kecuali Sifa yang tau mengenai ini,sayangnya Sifa hanya diam membisu. Ini adalah denting-denting malam menegangkan tentang arwah alya yang tak tenang.
(Diperjalan pulang dari rumah Marko)
Aby;”akhh..betingkah aja ni hans, masa kita kaga boleh nebeng pulang ama dia si, giliran si dea ama Jeni ajah boleh. Begini dah ni jadinya. Walking-walking.”
Jody:”emang..betingkah aja tuh hans. Belom pernah gua beri tu anak.hueh.. pegel ni kaki gua.
Alya:”istirahat dululah,kalau kalian cape. hihihihi”(tertawa)
Aby:”bujuk, sapa yang ngomong entuh?(melihat sekeliling)
Jody:”tau..siapa ye,,perasaan kaga ada orang dah. Pan enih dah jam 12 by. Kita doank ini dimari.”
Aby:”ih..bulu kuduk gua pada naek lage.(memegang leher belakang)
Jody:”ihh..merinding disco nih gua.(memeluk diri)
Alya;(Menampakkan diri didepan mereka) kenapa kalian tinggalkan aku digudang sendirian?
Jody,aby:”aaaaaaa…..(berteriak)hanhannhantuuu…(gemetar)
Alya:”aku begini kan gara-gara kalian, dan aku ingin kalian merasakan apa yang aku rasakan.hihihii (menyekik aby dan Jody)
Aby,Jody:”akhhhhh….”(tergeletak )
          Aby dan Jody mati ditangan Alya. Mereka mati dengan tercekik, dan mayat mereka berdua masih tergeletak di jalan. Disisi lain Hans, dea,dan Jeni yang ingin pulang kerumah masing-masing sehabis dari rumah Marko tidak langsung pulang, tetapi mereka hendak ke rumah Jeni sebentar.
(di teras rumah Jeni)
Hans:”Jen, bonyok lu dah pada tidur?”
Jeni:”haha..bonyok gue kemaren tugas lagi ke Kalimantan. Jadi seminggu ini gue bebas.
Dea:”asyikk..bisa bikin party kita disini, gue nginep sini ya jen.
Jeni:”oke de.”
Hans:”gua juga nginep dirumah lo ya jen?”
Jeni:”ye..lo mah gak boleh hans.”
Dea:”tau lo..ikut-ikutan aja. Kalo ama marko boleh deh.?(sedikit memanja)
Jeni:”hmm..itu mah emang mau lo de.”
Dea:”hahaha..”
Alya:”hihihihihi”(tertawa)
Hans:”ih..lebay banget sih lo de, ketawa ampe kaya gitu. Bikin ue merinding aja.”
Dea:”paan sih lo, ketawa gue biasa aja akh..kaga ada serem-seremnya.”
Jeni:”tau lo hans, serem dari hongkong.”
Hans:”ihh,,masa sih. Kaya…suara.kunti(pelan)
Alya:”hihihhhi”(tampak diujung sudut teras)
Hans:”tuhh..ada yang ketawa.”
Jeni:”iihh…sapa yang ketawa tuh,,
Dea:”hmm..mulut gue udah mingkem nih..bukan gue yang ketawa.”
Bertiga:”trus…..siapa donk”?(saling memandang)
Alya:”aku..hihihihi”
Jeni,Dea:”aakkkkhhhh..(saling memeluk)
Hans:(matanya tertuju ke ujung sudut teras)..se..se..seeetann(menunjuk dan langsung pingsan dan kebetulan palanya terbentur sebuah batu besar)
Jeni:”de,gue takut de.”
Dea:”sama gue juga.”(makin erat memeluk)
Alya:”kalian ingat perempuan yang kalian tinggal di gudang?
Dea:”hmm..itu..itu..lo?
Alya;”betul sekali,hihihi.. dan kalian tau kesalahan kalian?
Jeni:”hmm.. lo gentyangan gara-gara kita taro di gudang kan..?
Alya:”iya,,dan sekarang kalian harus membayarnya..hihihi”
Dea:”aduhhh…maafin kita donk”
Jeni:”iiaa,,maafin kita.”
Dea:”kita kan gak bunuh lo, yang bunuh lo kan marko. Bukan kita.
Alya:”tapi kalian terlibat dengan itu. Jadi selamat tinggal.hihihihi”
Jeni.Dea:”akhhh…..
          Hans mati terbentur batu besar saat melihat sosok Alya nampak diujung sudut teras rumah Jeni ,lalu dengan Jeni dan Dea mereka mati karena tercekik oleh tangan Alya. Dengan begitu Alya belum merasa puas karena dia belum membalaskan dendamnya terhadap Marko. Diruang tamu, Marko sedang tidur diatas sofa. Suasana yang sejuk berubah  menjadi sangat dingin dan membuat bulu kuduk Marko merinding. Marko terbangun dalam tidurnya. Tiba-tiba dia melihat sesosok wanita bebusana seragam putih abu-abu berada tepat didepannya.
(diruang tamu)
Marko:”huaa..dingin banget sih.(bangun dan membuka mata)”hahh..(terkejut)
ALya:”kenapa Kak Marko membunuhku?.”
Marko:”lo..e..e..gue gak sengaja ngebunuh lo. Tadinya gue Cuma mau bikin lo pingsan.”(tertatah-tatah)
Alya:”mengapa harus Kak Marko yang membunuhku? Aku kan cinta Kak Marko.”
(Jeda)Tapi, kak Marko harus mati..(mengangkat sebuah besi)bye Kak Marko..hihihihi”
Marko:”hahh…lo..jangan..jangan..akkkhhhh…(tertancap besi diperutnya)
          Mungkin kalian berfikir cerita ini telah habis, sayangnya tidak. Walau Marko dan kawan-kawannya telah mati ditangan Alya. Tetapi alya belum puas. Dia ingin menemui temannya sifa. Dan dia ingin meminta untuk menguak kematiannya. Alya menghampiri Sifa yang sedang terlelap tidur. Suasana mulai berbeda. Dan Sifa dapat merasakannya hingga dia terbangun dari mimpinya.
(di kamar Sifa)
Alya:”Sifa..”
Sifa:(bangun), astagfirullah alazim alya?(menutup mulut dengan tangan)
Alya:”Sifa, kenapa kamu tidak menguak kematianku? Aku mati tidak tenang sifa, jasadku masih ada dalam gudang yang terkunci.”
Sifa:”ya ampun alya, maafin aku. Aku takut mereka semua membunuh aku juga kalau ketauan aku menguak kematian kamu.(menangis)
Alya:”mereka semua sudah mati ditanganku sifa..aku minta tolong kamu urus jasadku sifa.”
Sifa:”hahh..mereka sudah mati(terkejut)iya..iya..aku akan urus jasadmu alya. Kamu harus pergi kealammu sekarang. Dan maafkan aku alya atas semuanya.”
Alya:”baikk..aku akan pergi.. hihihiihi.
          Alya pun pergi, sifa masih merinding karena barusan dia berhadapan dengan arwah alya yang tidak tenang. Dia langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu dan segera mendirikan shalat untuk memanjatkan doa untuk alya.
(dalam doa)
Sifa:(menadahkan kan kedua tangan)”ya Allah, ya Tuhanku. Berikanlah ketenangan kepada arwah alya, ampunilah dosanya, terimalah dia disisimu ya Allah. Dan juga ampunilah dosa mereka yang telah membunuh Alya ya Allah. serta Tempatkanlah selalu aku didalam lindunganmu Ya Allah. Amin-amin yarobbal alamin.(mengusap muka)
          Selesai shalat, Sifa merasakan ketenangan dalam hatinya dia dapat tidur kembali agar esok bangun pagi dan dapat segera menguak kematian Alya. Paginya Sifa menceritakan semua kejadian yang dia lihat dan tadi malam dia alami. Dan semuanya mengubur mayat Alya selayaknya manusia yang meninggal. Setelah semua terselesaikan, arwah Alya sudah tidak gentayangan lagi dan telah tenang di alamnya.”Terimakasih semua,”ucap Alya disana. Tentu cerita ini mempunyai amanat yang harus disampaikan. Janganlah engkau menyalahgunakan keluguan orang dengan memperbudaknya. Dan janganlah engkau gegabah dalam mengadapi suatu persoalan. Disini digambarkan bahwa sekolah ini sekolah yang favorit. Tetapi apa dengan namanya yang bagus, siswa-siswinya juga baik-baik. Dengan begitu tolong untuk para guru untuk lebih peduli dengan siswa-siswinya apalagi sekarang lagi masa-masanya pergaulan menyimpang. Serta kita harus bertanggung jawab jika telah melakukan suatu hal. Maaf bila ada kesamaan nama, dan bahasa yang kurang baik. Sifat teater ini hanya menghibur dan menampilkan karakter sesuai peran. Dan saya ucapkan terimakasih atas semua perhatiannya.

_*o0o*_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar